Sabtu, 04 Agustus 2012

Sepeninggal Sahabatku ...

Tengah hari ketika pikiranku jelas sedang sangat kacau. Antara marah, kesal, dan muak. Seperti pasangan kebanyakan. Ya, aku sedang bertengkar dengan pasanganku. Pertengkaran yang hebat, belum lagi ditambah panasnya hari ketika siang itu. Seperti biasa saat aku sedang kesal, semua kulampiaskan dengan cara makan atau jajan sebanyak mungkin tanpa pernah aku hitung banyaknya. Asal aku puas atau bahkan sampai perut meledakpun aku tak peduli.
Ketika aku kembali dari warung itu, aku menerima telvon tak terjawab. Sebuah nomor asing yang sama sekali tak ku kenal. Aku coba telvon kembali, mungkin saja itu penting. Dan benar saja, itu berita terpenting sepanjang tahun ini. Bukan berita baik, justru buruk, berita terburuk yang sudah pernah ku alami sebelumnya. Sahabatku yang sudah seperti adik untukku, gadis hitam manis itu, Cut Intan Mutia, dia meninggal dunia. Awalnya aku masih tidak percaya. Bagaimana mungkin percaya, baru kemarin aku bersmsan dengan dia. Dengan tata bicaranya yg selalu berantakan, seperti biasanya. Antara percaya dan tak percaya, dengan tangan yang sudah dingin dan gemetaran, airmata yg segan untuk keluar, aku coba menenangkan diri dan mericek ulang berita aneh ini.
Setelah aku mandi dan hendak kerumah dukanya, aku coba berpikir ulang. Mungkin aku di kerjai oleh dia sendiri, yang ada dipikiranku saat itu, pasti dia sedang tertawa terbahak-bahak melihatku kebingungan dan menangis mendatanginya. Langsung saja aku menelvon ke nomornya langsung. Bukan dia yang mengangkat telvon itu, tapi kakaknya. Jelas saja aku kaget dan benar ternyata berita ini. Hanya yg aku sedikit kesalkan dari pertanyaan kakaknya, dia menanyakan teman mendiang yg lain. Bukan aku yg diharap untuk datang kesana, tapi orang lain. Tapi aku coba mengerti dan tidak memperdulikan perasaan kesal ini. Tanpa melihat baju yg ku kenakan, dan jilbab yg menor aku bergegas kerumah duka. Sesampainya di gang rumahnya, ku lihat jelas ada bendera merah yg semakin menguatkan kabar buruk itu. Tanpa sadar, aku bahkan sudah bukan berjalan, tapi berlari menuju rumahnya yg cukup jauh dari depan gang itu. Aku berlari tanpa peduli dengan orang di sekeliling yg mungkin menertawakan kebingunganku. Sesampainya disana, suasana yg sangat tak asing, suasana pedih yg lebih dari sekali aku alami. Ditutupi tenda duka dan suara yasin dari para ibu tetangganya. Yang aku lihat ketika didepan rumahnya hanya kaki yg tertutupi kain coklat batik dan selendang putih. Masi serasa tak percaya, selesai para ibu itu melantukan surat yasin dan alunan ayat lain aku beranjak masuk lewat pintu belakang rumahnya. Kudapati dia terbujur kaku didepan mataku, terlihat jelas di depan mataku. Kondisinya ditutupi kain putih bekas jilbab yg sering dikenakannya, aku hapal betul. Ingin kubuka selendang itu, tapi keberanianku masih tak cukup. Dan datang seorang ibu lalu membuka selendang itu, astaghfirullah jelas itu dia, benar itu dia, ingin rasanya aku menganggap bahwa aku sedang mimpi buruk dan akan terbangun dipagi hari tanpa perlu mengingat hal buruk itu. Tapi tak bisa, berkali aku memejamkan mata dan membukanya tetap sebujur tubuh tak bernyawa yang sudah dingin tertidur pulas dihadapanku. Dia.. sahabatku, sahabat yang sudah seperti saudara selama 2 tahun belakangan. Sahabat sejalan, satu pemikiran dan tujuan. Ini apa, aku kenapa, dia kenapa, ada apa dengan hari ini, apa salahku sampai aku harus datang dan melihat ini semua. Ribuan pertanyaan terotak di kepalaku. Menangis, nyaris meraung (lagi) aku diruang hening itu. Lemah seolah tak punya kaki untukku bertumpu. Baru 3 tahun aku bisa berdiri lagi sepeninggal orangtuaku, dan kini orang penting yang tersisa.. Sahabat yg paling mengerti semua kondisi terburukku. Dia yang tersisa dari beberapa orang penting yg cukup mengerti aku. Tapi... yang PALING MENGERTI HANYA DIA. Aku bingung, tak tau harus apa setelah ini, ingin rasanya aku menyusulnya dan ibuku. Mereka yg terpenting justru perlahan meninggalkan aku di dunia yg makin keras ini. Tapi tidak, aku harus tetap kuat, aku harus tetap punya masa depan, biar mereka meninggalkanku secara tubuh, tapi aku yakin mereka tetap hidup didalam hatiku. Mereka yang terpenting. Semua proses aku ikuti, mulai dari menyolatkan sampai di pemakaman. Ketika ia selesai di kafani, aku ikut masuk ke dalam dan melihat wajahnya untuk terakhir kalinya. Kulihat begitu indah, manis, sekilas hanya tampak seperti sedang tidur. Satu persatu keluarganya mencium kening dan pipinya yg sudah mendingin, begitu pula denganku, ku kecup hangat pipi kiri dan keningnya yang sangat dingin dan berharap bisa menghangatkan tubuhnya yg seperti membeku. Aku, sahabatnya dan kekasihnya. Saat termanis untuk terakhir, saar terakhir yang paling berkesan dan takkan pernah ku lupakan. Jujur sepanjang hidup aku tak suka di cium apalagi mencium perempuan. Ketika itu yg terotak di kepalaku, itu adalah ciuman pertama dan terakhir dariku untuknya. Ku sholatkan ia bersama sahabatnya yg ikut menemaniku. Kami hantarkan ia ke tempat peristirahatan terakhirnya. Pertama kali aku melihat sebuah tubuh manusia dimasukkan ke dalam tanah, hanya dia yg pertama dan kuharap pemakaman terakhir yg kuhadiri. Sakit, sesak dada ketika aku melihat tubuhnya di masukkan ke liang lahat itu. Aku berpikir apa rasanya didalam sepetak tanah yg dingin itu, dia pasti kesepian dan kedinginan. Tapi sudahlah, semua sudah ditetapkan oleh Allah. Dia sudah dipanggil oleh pemiliknya. Aku ikhlas meski masih merasa kebingungan hingga detik ini.
Masih banyak impian belum kami wujudkan. Yang selalu kuingat dari dia, dia hanya mau aku menikah dengan satu pria yang ia setujui keberadaannya dan karena menurutnya memang dialah yang pantas mendampingiku. Impian kami untuk menikah di hari yang sama. Impian panjang yang takkan pernah terjadi, karena salah satu pelakonnya sudah pensiun dari perannya.
Satu-satunya hal yang masih belum ku terima dari kepergiannya adalah pengertiannya. Tak ada satupun orang yang bisa sepengertian dia. Tak ada yang mengetahui baik buruknya sikapku selain dia. Tak ada yang bisa meminjamkan bahunya dan kembali membuatku tertawa seperti dia. Tak akan ada lagi yang bilang aku punya kembaran. Dan tak ada satupun orang yang bisa menggantikan posisinya.
Ya Allah ya rabb, aku titipkan dia bersama orang orang beriman yang memiliki tempat paling sejuk di sisi Mu. Titipkan ia bersama ibu dan ayahku di surga. Ampunkan semua dosanya dan terimalah semua hal baik yang pernah ia lakukan, baik padaku ataupun sahabatnya yang lain. Aku yakin dia sudah menjadi bidadari tercantik disana.. Dia yang sangat dicintai oleh banyak orang karena keramahan dan kebaikannya. Hey gek ku yang paling manja, sampai ketemu di taman indah surga nanti yah... Kelak ketika udah ketemu, kita harus tetap jadi sahabat paling bandel disana hihi :') Aku menyayangimu, adik ku...

Senin, 19 Maret 2012

love is the grace of

Detak jantung terus berlantun, langkah kaki tetap terpadu
Dalam lembaran penuh warna kehidupan, angan yang terpendam kan terwujud
Cita-cita yang tinggi kan tergapai, dengan usaha serta keriangan dan kesungguhan
Itulah arti dari mencintai diri sendiri 

Jika kita mencintai seseorang kita akan senantiasa mendoakannya walaupun dia tidak berada di sisi kita. Tuhan memberikan kita dua buah kaki untuk berjalan, dua tangan untuk memgang, dua telinga untuk mendengar dan dua mata untuk melihat. Tetapi mengapa Tuhan hanya menganugerahkan sekeping hati kepada kita ? Karena Tuhan telah memberikan sekeping hati lagi pada seseorang untuk kita mencarinya. Itulah cinta. 

Jangan sesekali mengucapkan selamat tinggal jika kita masih mau mencoba. Jangan sesekali menyerah jika kita masih merasa sanggup. Jangan sesekali mengatakan kita tidak mencintainya lagi jika kita masih tidak dapat melupakannya. 

Cinta datang kepada orang yang masih mempunyai harapan, walaupun mereka telah di kecewakan, kepada mereka yang masih percaya walaupun mereka telah di khianati, kepada mereka yang masih ingin mencintai walaupun mereka telah disakiti sebelumnya, dan kepada mereka yang mempunyai keberanian dan keyakinan untuk membangun kembali kepercayaan. 

Jangan sampai kita menyimpan kata-kata cinta kepada orang yang tersayang hingga dia meninggal dunia dan akhirnya kita terpaksa mencatat kata-kata cinta itu pada pusaranya. Sebaiknya ucapkanlah kata-kata cinta yang tersimpan di benak kita. Sekarang, selagi ada hayatnya. 

Mungkin Tuhan menginginkan kita bertemu dan bercinta dengan orang yang salah sebelum bertemu dengan orang yang tepat. Kita harus mengerti bagaimana berterima kasih atas karunia tersebut.

Cinta dapat mengubah pahit menjadi manis, debu menjadi emas, keruh menjadi bening, sakit menjadi sembuh, penjara menjadi telaga, derita menjadi nikmat dan kemarahan menjadi rahmat. 

Sungguh menyakitkan mencintai seseorang yang tidak mencintai kita. Tetapi lebih menyakitkan adalah mencintai seseorang dan kita tidak pernah memiliki keberanian untuk menyatakan cinta itu padanya. Seandainya kita ingin mencintai atau memiliki hati seseorang ibaratkanlah seperti menyunting sekuntum mawar merah. Kadang kala kita mencium harum mawar tersebut, tetapi ada kalanya kita merasakan bisa duri mawar itu menusuk jari. 

Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah ketika kita bertemu seseorang yang sangat berarti bagi kita hanya untuk menemukan bahwa pada akhirnya menjadi tidak berarti dan kita harus membiarkannya pergi.

Kadang kala kita tidak menghargai orang yang mencintai kita sepenuh hati sehingga kita kehilangannya. Pada saat itu tiada guna penyesalan karena perginya tanpa berkata lagi. Cintailah seseorang itu atas dasar siapa dia sekarang bukan siapa dia sebelumnya. Kisah silam tidak perlu di ungkit lagi. Sekiranya kita benar-benar mencintainya setulus hati. 

Hati-hati dengan cinta karena cinta juga dapat membuat orang sehat menjadi sakit, orang gemuk menjadi kurus, orang normal menjadi gila, orang kaya menjadi miskin, raja menjadi budak, jika cintanya itu disambut oleh para pecinta palsu. Kemungkinan apa yang kita sayangi atau cintai tersimpan keburukan didalamnya dan kemungkinan apa yang kita benci tersimpan kebaikan didalamnya. 

Cinta kepada harta artinya baqhil, cinta kepada perempuan artinya alam, cinta kepada diri sendiri artinya bijaksana, cinta kepada mati artinya hidup, cinta kepada Tuhan artinya taqwa. Lemparkanlah seseorang yang bahagia dalam bercinta ke dalam laut, pasti ia akan membawa seekor ikan. Lemparkanlah pula seorang yang gagal dalam bercinta ke dalam segudang roti, pasti ia akan mati kelaparan. 

Seandainya kita dapat berbicara dalam semua bahasa manusia dan alam, tetapi tidak mempunyai perasaan cinta dan kasih dirimu tak ubah seperti gong yang bergaung atau sekedar caman yang bergemerincing. Cinta adalah keabadaian dan kenangan adalah hal terindah dalam cinta yang pernah dimiliki. Siapapun pandai menghayati cinta tapi tak seorangpun pandai menilai cinta karena cinta bukanlah sesuatu objek yang bisa didapat oleh kasat mata. Sebaliknya, cinta hanya dapat dirasakan melalui hati dan perasaan. 

Cinta mampu melunakkan besi, menghancurkan batu membangkitkan yang mati dan menuipkan kehidupan padanya serta membuat membuat budak menjadi pemimpin, itulah dasarnya cinta. 

Cinta sebenarnya adalah membiarkan orang yang kita cintai menjadi dirinya sendiri dan tidak merubahnya seperti gambaran yang kita inginkan, jika tidak kita hanya mencintai pantulan diri kita sendiri yang kita temukan dari dalam dirinya. Kita tidak akan pernah tau bila kita akan jatuh cinta, namun apabila sampai saatnya itu raihlah dengan kedua tanganmu dan jangan biarkan dia pergi dengan sejuta rasa tanda tanya dihatinya. 

Cinta bukanlah kata yang murah dan lumrah, tetapi cinta adalah anugerah Tuhan yang indah dan suci jika manusia dapat melihat dan menilai kesuciannya. Bercinta memang mudah, untuk dicintai juga memang mudah. Tapi untuk dicintai oleh orang yang kita cintai itulah yang sukar diperoleh. 

Jika saja kehadiran cinta sekedar untuk mengecewakan, lebih baik cinta itu tak pernah hadir karena cinta sesuatu yang membawa keindahan dan kebahagiaan di dalamnya. Cinta itu seperti kupu-kupu, tambah dikejar tambah lari, tapi kalau dibiarkan terbang, dia akan datang disaat kita tidak mengharapkannya. Cinta dapat membuatmu bahagia tapi sering juga bikin sedih. Tapi cinta baru berharga kalau diberikan kepada seseorang yang menghargainya. Jadi, janganlah terburu-buru dan pilih yang terbaik. 

Cinta bukan bagaimana menjadi pasangan yang sempurna bagi seseorang. Tapi bagaimana menemukan seseorang yang dapat membantu menjadi dirimu sendiri. Jangan pernah bilang "I love you" kalau kita tidak pernah peduli. Jangan pernah membicarakan perasaan yang tidak pernah ada. Jangan pernah menyentuh hidup seseorang kalau hal itu untuk menghancurkan hatinya. Jangan pernah menatap matanya kalau semua yang dilakukan kita hanya untuk berbohong. Hal paling kejam yang seseorang lakukan kepada orang lain adalah membiarkannya jatuh cinta sementara kita tidak meneriap untuk menangkapnya.

Cinta bukan "ini salah kamu" tapi "maafkan aku"
bukan "kamu dimana sih" tapi "aku disini"
bukan "gimana sih kamu" tapi "aku ngerti kok"
bukan "coba kamu gak kaya gini" tapi "aku cinta kamu seperti kamu apa adanya".

Kopatibilitas yang paling benar bukan di ukur berdasarkan berapa lama kita sudah bersama maupun berapa sering kita bersama. Tapi apakah selama kita bersama kita selalu saling mengisi satu sama lain dan saling membuat hidup yang berkualitas. 

Kesedihan dan kerinduan hanya terasa selama yang kita inginkan dan menyayat sedalam yang kita ijinkan. Yang berat bukan bagaimana cara mengurangi kesedihan dan kerinduan itu, tapi bagaimana cara belajar darinya. Cara jatuh cinta, jatuh tapi jangan terhuyung-huyung, konsisten tapi jangan memaksa, berbagi dan jangan bersikap tidak adil, mengerti dan cobalah untuk tidak banyak menuntut, sedih tapi jangan pernah simpan kesedihan itu. Memang, sakit melihat orang yang kita cintai sedang berbahagia dengan orang lain. Tapi lebih sakit lagi kalau orang yang kita cintai itu tidak berbahagia bersama kita. 

Cinta akan menyakitkan ketika kita berpisah dengan seseorang, lebih menyakitkan apabila kita dilimpahkan oleh kekasih. Tapi cinta akan lebih menyakitkan lagi apabila seseorang yang kita sayangi tidak tau apa yang sesungguhnya kita rasakan.Yang paling menyedihkan dalam hidup ini adalah menemukan seseorang dan jatuh cinta hanya untuk menemukan bahwa dia bukan untuk kita dan kita sudah menghabiskan waktu yang banyak untuk orang yang tidak pernah menghargainya. Kalau dia berkata tidak maka ia tidak akan pernah berkata ya setahun lagi ataupun sepuluh tahun lagi, biarkan dia pergi.

Cinta adalah semangat, cinta adalah kepercayaan, cinta adalah energi yang tidak bisa di musnahkan, ia hanya bisa berubah bentuk. Cinta memang tak harus memiliki karena mencintai berarti memberi tanpa pernah meminta..

Senin, 26 Desember 2011

Experience

     Awal perjalanan yang indah dan selalu berujung menyakitkan, sampai pada saatnya mendapatkan yang baru lantas melanjutkan kembali hidup. Apakah berarti MELUPAKAN yang terdahulu ? Sama sekali tidak. Seperti yang kita semua ketahui, segalanya dalam hidup, baik rezeki, maut dan kehidupan ada di tangan Tuhan, semua berputar layaknya roda dan semua pasti pernah merasakan pahit manisnya kehidupan dalam segala aspek, baik materi ataupun hubungan. Yah dan inilah sedikit cerita tentang kisah terindah yang ga akan pernah saya lupakan.
     Semua berawal dari facebook. Yaa, sudah bertahun tahun saya hidup dalam dunia maya yang tak pernah jelas asal usulnya ini. Suatu hari di hari yang sangat biasa, saya sedang online seperti biasa, membuat status lalu chattingan. Ketika saya membuat status, tiba tiba saja ada seorang lelaki yang chat saya dan mulai berulah sesuatu yang membuat saya kesal. Yang saat itu ada dipikiran saya, "ini orang banyak tingkah, banyak tanya dan sangat sok tau". Ya, itulah permulaan perkenalan kami. Dia memulai segala sesuatunya dengan sangat menyenangkan dan selalu membuat saya santai serta nyaman saat mengobrol dengannya. Berhari-hari kami chattingan dan akhirnya mulai bertukar nomor hp. Awal smsan lalu mulai berani menelvon. Ternyata terasa lebih nyaman lagi ketika saya mendengarkan suara dan bercanda langsung dengan irama tawanya yang indah. Semua terasa baik, sangat baik. Berminggu kami kenal, saling curhat dan bertukar pikiran. Jalan pikir kami sama, begitu juga dengan selera kami. Kami begitu serasi dalam segala hal. 
Pada suatu malam saat saya dan dia telvonan, saat itu saya sangat mengantuk dan mulai memejamkan mata, sedangkan dia masih saja asyik sendiri bercerita tentang kehidupan dan hiruk pikuk kisahnya. Dia memanggil saya, saya memang mendengar tapi karena sudah tidak sanggup untuk terjaga saya hanya diam dan membiarkannya mencari cari saya. Bukannya mematikan telvon dia justru kembali bercerita namun kali ini bukan tentang kisahnya di kota seberang sana, tapi sesuatu yang lain, sesuatu yang menjadi awal kejutan kisah kami. Ya, dia mengutarakan perasaannya. Kala itu yang dia tau saya sudah tidur. Tapi karena saya mendengar dia masih berbicara, saya mencoba mendengarnya samar dibalik rasa kantuk yang luar biasa. Satu demi satu penjelasan dan kelebihan yang saya miliki di ungkapkannya. Senang, bahagia, dan jelas kaget luar biasa. Dia bukan hanya mengutarakan perasaannya sebagai sekedar suka atau simpati saja, tapi lebih dari itu. Dia sangat menyayangi saya, satu hal yang tak akan pernah saya lupakan. Tapi bagaimana mungkin. Saya bingung, sangat kebingungan. Karena dari awal kami berkenalan dia tidak menampakkan sedikitpun sinyal bahwa dia menyukai bahkan menyayangi saya. Yang saya tau dari awal kami kenal hanya sekedar teman dan akan seperti itu seterusnya. Tapi dia berbeda, dia sangat piawai memendam sesuatu. Saat itu saya hanya tertawa kecil agar dia tidak menyadari bahwa saya sudah mendengar perasaannya. Dan pada keesokan harinya, kami telvonan lagi. Ya, dia menganggap semua tidak pernah terjadi, karena yang dia tau saya sudah tidur malam itu. Tapi akhirnya saya memberanikan diri untuk menanyakan hal ini padanya. Dia kaget setengah mati, malu gak ketulungan, belum lagi salah tingkah. Saya hanya tertawa melihat tingkah lucunya. Meski begitu, pada saat itu pula lah kami memulai kisah kami berdua. 
     Semua berjalan sangat baik, kami harmonis, kami romantis dan penuh cinta. Setiap hari kami lalui dengan saling mengisi satu sama lain. Indah, yah sangat indah. Satu bulan kami melakukan hubungan jarak jauh, dia di Aceh dan saya di Medan. Tidak terlalu jauh untuk ukuran kotanya, hanya seberang provinsi, tapi lain halnya kalau anda berpacaran dengan seseorang. Dan alhamdulillah kami tidak terlalu mempermasalahkan hal itu. Karena dia janji kalau dia pasti akan mendatangi saya, cepat atau lambat. Kemudian hari bahagia itu tiba. Sebulan setengah setelah kami jadian atau tepatnya pada awal bulan Mei dia ke Medan, dia ke kotaku, dia ke rumah tinggalku dan berdiri tepat di hadapanku. Kau tau rasanya ? Tak terbayangkan dan sangat tidak bisa di ungkapkan. Lelaki yang sangat kucintai, kubanggakan dan kuhormati ini sudah berdiri tepat di hadapanku. Orang yang ku kagumi hanya lewat gambar dua dimensi sekarang berada di depanku. Kaget, bahagia dan sangat sempurna. Dua minggu hari.harinya setiap hati di isi dengan waktu bersamaku. Kami tak ingin melewatkan sedetikpun kebersamaan kami. Sangat banyak tempat yang kami datangi. Kami sangat menyukai lapangan hijau dan luas. Lapangan Merdeka Medan, disanalah tempat favorit kami. Seolah kami penemu tempat itu, berhari hari kami selalu singgah hanya sekedar duduk berdua menatap langit malam di depan Tugu besar di Lapangan itu. Masih sangat segar di ingatanku, langit malam itu sangat cerah, tidak ada mendung, justru terhampar ratusan bintang yang menyempurnakan malam indah kami. Sepanjang malam kami duduk berdua, berbagi cerita satu sama lain. Kali ini bukan lewat barang eelektronik, namun tatap muka secara langsung. Tak berhenti ku pegang tangannya sambil bercerita dan ku bersandar pada bahunya. Hangat sekali saat itu, tak ada sandaran yang sehangat pundaknya. Berkali.kali dia mengelus kepalaku dengan penuh kasih, sayang dan cinta yang sangat penuh untukku. Sempurna, malam pertama kami yang sangat sempurna, malam pertama yang kami lewati di tengah bintang dan hamparan tanah hijau serta kerlipan sinar lampu kota yang sangat indah. Kami tertawa, menangis dan saling menasihati disana. Kami belajar banyak hal, kehidupan, keluarga, cinta kami, dan masa depan kami. Mungkin terlalu dini untuk membahas hal itu, tapi entah kenapa aku sangat yakin padanya. Pada janjinya dan rencana masa depan kami. Aku sangat meyakini bahwa dialah calon pendamping hidupku. Kami punya banyak kesamaan dalam banyak hal, dan satu hal yang paling penting, aku sangat mencintainya lebih dari apapun di dunia ini. Aku tidak punya seseorang yang ku perhatikan lagi, kedua orang tua yang sangat ku cintai sudah meninggal sejak aku sekolah. Dan ketika dia datang, semua menjadi sangat baik, padanya ku curahkan perhatian dan kasih sayang yang seharusnya kuberikan pada orang tua ku. Ketika dia muncul, ku pikir dialah satu satunya yang harus ku perjuangkan. Di malam terakhir kami bersama, dia memberikan kado pertamanya padaku. Sebuah kalung berbentuk hati yang terbelah dua. Masing.masing dari kami memiliki kepingannya. Dan dalam setiap kepingan bertuliskan nama panggilan sayang kami, "ENENG dan AKANG". Kami menyebut kalung itu, heartpieces. Aku sampai nyaris menangis ketika dia memberikan itu, malam itu juga salah satu malam yang sangat sempurna menurutku. Menjelang tengah malam, kami duduk berdua di taman bermain, dan dia berdiri di hadapanku untuk memberikan kejutan pertamanya padaku. Ku tatap matanya dan di berikannya semua kalimat sanjungan terindah serta kalung sempurna itu. Aku menangis dan memeluknya. Ya, keyakinan ku bahwa memang dia pendampingku semakin kuat dan keyakinanku bahwa aku serius mencintainya juga makin besar. Dua minggu terindah telah kami lewati bersama. Dia dan aku, hanya kami berdua dengan segudang pengalaman dan cerita kami. Ku biarkan dia pergi meninggalkanku jelas untuk kembali lagi. Aku yakin dia akan kembali dan bersamaku lagi mengulang hari.hari indah kami. Aku yakin itu. 
     Sepulangnya dia ke Aceh, bencana beruntun pun datang pada hubungan kami. Mulai dari saya yang selingkuh, dia yang mulai tak menaruh kepercayaan pada saya. Ya, awal bencana ini semua karena kesalahan saya. Kalau saja saya tidak mencoba bermain pada lelaki lain, saya yakin tidak akan pernah terjadi hal ini. Sebenarnya pada saat itu hubungan kami memang sedang sangat renggang. Entahlah, entah setan apa yang memasuki saya sampai saya dekat dengan pria lain. Tapi jujur sampai sekarang saya sangat menyesali petaka buruk itu. Meski mungkin penuh kemarahan akhirnya dia mau memaafkan saya dan kami melanjutkan hubungan kami. Tapi sayangnya sudah tidak seharmonis dulu, tidak seromantis dulu, dan tidak sepenuh cinta kasih seperti dulu. Sedikit saja saya melakukan kesalahan dia langsung menjudge ini itu. Traumatik, yah itulah yang di alaminya. Tak bertahan lama, bulan Agustus kami putus dan akupun mulai stress. 
     Dan semua kembali terjadi, seorang pria yang sangat baik menghampiriku dan memberikan pundaknya untukku menangis. Kagetnya, dia ternyata mencintaiku, sejak awal kami berkenalan. Ya, dia sangat mencintaiku. Dia baik, pengertian dan sangat tau semuanya tentang baik buruknya tingkah laku ku. Dia tau caranya menghadapi aku yang egois, dia tau cara menenangkan aku yang labil, dan dia sangat tau caranya membuatku bahagia. Aku bahagia bersamanya, tapi entah kenapa itu semua kosong. Semua yang kurasakan tanpa cinta. Hanya sayang, itupun sayang seperti saudara. Dari awal kami kenal kami menganggap satu sama lain hanya sebatas seperti saudara. Kami sangat dekat dari dulu, sudah setahun lebih kami saling mengenal. Padanya aku slalu mengadu tiap kali aku punya masalah, dan mungkin karena itu pula dia mengerti aku melebihi diriku sendiri. Dia pria yang sangat baik, tapi sayangnya saat kami menjalin hubungan perasaan itu kosong. Aku menganggapnya pacar, tapi hatiku tetap menganggapnya sebagai saudara. Karena itu yang tersugesti dari awal kami saling mengenal. Dan sampai sekarang pun hal itu tidak dapat ku ubah. Bagaimanapun besarnya dia berkorban, sehebat apapun pengertiannya terhadapku, aku tetap menganggapnya saudara. Dan akhirnya setelah sebulan mencoba menemukan perasaan yang jelas kosong itu aku memutuskan hubungan dengannya. Dia jelas tidak terima, tapi setelah kujelaskan duduk perkaranya akhirnya dia pun mau ku putuskan. Berat dan sangat tidak enak hati aku padanya. Tapi daripada ku lanjutkan, dia yang akan lebih sakit lagi. 
     Aku terpaku dan bertanya.tanya pada diriku sendiri, ada apa denganku. Kenapa pada lelaki yang begitu baik aku bisa membuangnya begitu saja. Dan ku temukan jawabannya, aku masih mencintai pria berambut ikal itu. Aku dan dia mulai kembali menjalin komunikasi. Kali ini berbeda, aku jauh lebih keras dari sebelumnya. Aku sudah sangat tidak tahan dengan jutaan kecurigaannya. Aku memutuskan untuk tidak lagi kembali dengannya. Kurasa aku lebih baik sendiri untuk saat itu. Aku berhasil, aku bisa tanpanya, aku bisa melupakannya dan benar.benar mandiri. Ketika dia datang kembali, tak ada sedikitpun perasaanku muncul untuknya. Aku sangat dingin saat berbicara padanya. Aku sendiri tidak tau kenapa aku bisa melakukannya. Saat itu dia sadar kalau dia juga masi sangat mencintaiku. Dia meminta kembali, aku ragu dan pikiranku penuh dengan ketakutan akan kecurigaan dia padaku lagi. Sayangnya hatiku lebih mudah lebur daripada otak dan ketakutanku. Akupun mau untuk kembali dengan beberapa syarat tentunya. Aku tak mau hal serupa terjadi lagi pada hubungan kami. Aku bersedia kembali bukan karena apapun, alasanku hanya satu, sampai kapanpun aku yakin kalau dialah calon pendampingku, bahkan disaat aku sudah bisa tanpanya, aku tetap berpikir demikian. Kegilaan cinta dan kebodohan seorang perempuan dungu. Tapi aku tetap menjalaninya hanya karena alasan sederhana itu. Dugaanku benar, dia mengulang perbuatannya lagi, dia berulah lagi dan kami bertengkar hebat. Putus lagi dan lagi. Aku sudah berkali.kali mengalami hal ini, terlalu terbiasa. Ku ambil jalan santai meski tanpanya. 
     Muncul lagi seorang teman lama yang menembak lagi. Awalnya ingin ku tolak dengan penjelasan, aku belum terlalu mengenal dia yang sekarang. Tapi dia memaksa, dengan alasan waktu pacaran nanti aku bisa lebih mengenalnya. Aku sadar dari awal aku menjalaninya tanpa perasaan. Tapi ketika ku lihat usahanya untukku, akupun simpati. Dan mulai menaruh rasa padanya. Memang aku sempat menyayanginya, tapi itu hanya sebentar. Yang ku takutkan, dia hanya pelarian dari masa laluku. Pria ikal itu menjalin hubungan dengan perempuan yang ku kenal. Makin menjadi amarahku dan makin ku lampiaskan dengan menjalin hubungan bersama lelaki yg menembakku saat itu. Jalan sebulan bersama pria itu, sebuah insiden kecil terjadi dan saat itu juga aku memutuskan hubungan dengannya. 
     Sebenarnya seminggu sebelum aku memutuskan hubungan dengan lelaki itu aku sudah menjalin hubungan lagi dengan Pria ikal yang ku cintai itu, kami berhubungan secara diam.diam selama seminggu. Ku pikir ini gila, bagaimana mungkin aku bisa pacaran dengan orang yang tidak kucintai dan menomorduakan pria yang sangat ku cintai. Tapi mungkin ini karma untuknya karena pernah melakukan hal serupa padaku pada awal kami berpacaran. Ya, awal pacaran dari cerita indah ini, aku adalah selingkuhannya. Aku adalah yang kedua, tapi tetap di nomer satukan olehnya. Meski jadi yang kedua, aku tidak pernah merasa demikian karena ku yakin dia memang serius padaku. Lagi pula dia memperlakukanku dengan sangat baik dan tidak pernah mau mengungkit tentang "pacar asli" nya itu. 
     Akhirnya kami kembali menjalin hubungan. Sebulan terakhir, keharmonisan itu kembali. Tidak ada sedikitpun keraguan muncul dalam hatiku. Setiap hari kumanjakan dia dengan ciuman hangat setiap pagi dan perhatian yang penuh hanya untuknya. Masalah yang sama kembali lagi dan lagi terjadi. Dia mencurigaiku lagi,  tapi caraku menghadapinya kali ini berbeda. Kuturuti semua perkataannya, apa yang dia tidak sukai dariku ku coba lakukan semampuku. Semua pria yang mencoba dekat denganku dia tidak suka. Ku hapus nomer mereka dari pertemanan facebook. Padahal jujur aku dan mereka hanya sebatas teman, dan mereka tau kalau aku sedang berpacaran dengannya. Aku justru sering bercerita tentangnya, betapa aku sangat membanggakannya, betapa aku sangat mencintai sosoknya yang sudah berubah. Dia ku banggakan dihadapan semua orang. Tapi aku heran kenapa dia tak pernah sadar kalau aku sangat bangga pada dirinya, seolah harta karun, ku pamerkan dia pada semua orang di hadapanku. Meski begitu, tetap dia tidak suka jika ada lelaki yang dekat padaku. Aku turuti semua permintaannya. Perlahan aku mulai menutup diri dari orang lain, hanya demi dia yang sangat ku cintai. Aku tak ingin kebaikanku pada orang lain di anggap dengan tanggapan berbeda dan menimbulkan masalah baru pada hubungan kami. Puluhan temanku sudah mulai mengeluh, kenapa aku lebih tertutup dan terkesan menjauh dari mereka. Dengan ribuan kata maaf, aku beralasan jujur pada mereka, "semua demi dia". Tak ada satupun kegiatanku yang tak ku laporkan padanya. Mulai dari membuka mata sampai aku terlelap kulaporkan yang terjadi seharian penuh padaku. Pada sampai suatu ketika selesai dia sidang untuk perkuliahannya, aku hanya sedang stres karena masalah keluarga. Aku mengadu padanya dan sekedar ingin di tenangkan pikiranku. Dan reaksi yang dia berikan justru sebaliknya, dia marah dan mulai mengalihkan topik pembicaraan ke arah lain. Ku coba tenangkan keadaan dengan mengajaknya mengobrol di facebook. Aku tertegun ketika melihat perempuan binal yang di ceritakannya padaku. Darahku mendidih seolah teringat cerita buruk tentangnya dan perempuan itu. Perempuan itu adalah mantannya dan mereka melakukan hal di luar batas yang sangat ku benci. Ketika dia mengakui hal itu jujur aku luar biasa marah, ingin membunuhnya dan perempuan itu, tapi tak terbersit sedikitpun pikiran untuk meninggalkannya. Aku mencintainya dan seharusnya itu jadi alasan terkuat kenapa aku tidak boleh memutuskan hubungan dengannya. Apapun keadaannya, aku harus tetap bertahan dengannya. Alasan kemarahanku sebenarnya bukan wanita itu tapi yang lain. Dia yang dulu bilang malas untuk wall to wall pada orang lain melanggar kata.katanya sendiri. Padahal deminya aku tutup dinding supaya tidak ada lagi yang menggangguku dengan sejuta kecaman yg akan mengganggu hubungan kami. Tapi kenapa dia melanggar omongannya sendiri. Dia berkenalan dengan wanita itu. Yang tadinya sudah reda malah di naikkan lagi dengan kelakuannya. Aku mencoba bertanya baik.baik padanya dan reaksinya ? Marah, dan justru memaki ku. Dia bilang kalau dia jijik pada kata.kataku. Aku hanya menyampaikan yang kurasakan. Aku tau aku punya salah di masa lalu yang selalu jadi pemicu pertengkaran kami. Tapi kenapa itu harus selalu dijadikan dasar pertengkaran kami. Aku sudah mencoba berubah, Tidak ada satu lelakipun yang ku dekati apalagi mencoba dekat denganku, jikapun ada selalu ku tolak dengan berdiam diri di rumah. Aku seperti perempuan bodoh. Bodoh karena aku sangat mencintainya. Dia marah, aku tidak terima dan akhirnya putus. Dan itulah yang terjadi sampai detik ini. Aku tau aku banyak salah padanya, tapi apa stock maafnya sudah habis sampai hati dengan ringannya mengucap putus padaku. Aku selalu mencoba memperbanyak stock sabarku demi dia. SEMUA DEMI DIA. Dengan kondisi seperti ini aku muak, aku lelah, aku buntu. Banyak pertanyaanku untuknya, tapi tetap tak satupun pertanyaanku yang bisa di jawab olehnya. Sama seperti awal pertama kami kenal, dia terlalu piawai menutupi sesuatu. Ntah apa yang di tutupinya. Ku harap tak sama seperti yang ku pikirkan. Pikiran terburuk. Semoga.. 

justSHARE

Rabu, 21 Desember 2011

LDR itu ...

LDR atau Long Distance Relationship adalah hubungan jarak jauh yang belakangan sedang trend di kalangan anak remaja ataupun orang dewasa sekarang. Banyak alasan mereka mau melakukan hubungan rumit ini. Bagi sebagian besar remaja yah mungkin hanya untuk mengikuti trend sedang ada, dan sebagian lagi yah mungkin karena tuntutan dari perkuliahan atau pekerjaan yang harus memisahkan jarak mereka. Memang saya akui sangat sulit untuk menjalani hubungan yang sangat komplikasi ini. Jujur, saya pun sedang mengalaminya dan berdasarkan pengalaman saya ternyata memang sangat rumit dan butuh tenaga ekstra dalam menjalaninya. Sangat berbeda dengan hubungan biasa yang di jalani pasangan yang satu daerah atau satu kota. Banyak hal yang harus kita samakan satu sama lain dengan pasangan dan kesabaran akan sangat di uji pada pasangan yang memilih hubungan seperti ini. Ya, kesabaran, kepercayaan dan keyakinan. Tiga hal umum yang sangat kompleks serta rawan terjadi pada pasangan LDR. Sedetik saja lost contact darinya rasanya seperti dia hilang selama menahun. Tentunya komunikasi juga sangat penting, tapi dengan komunikasi yang berlebihan juga dapat berdampak buruk pada hubungan yang di jalani. Bisa saja salah satu pasangan merasa bosan padanya karena terlalu sering menghubunginya. Terlalu over protective sangat wajar dalam hubungan ini, tapi perlu di ingat juga, tidak semua pasangan suka akan hal yang satu ini. Wajar kekhawatiran itu ada, apalagi kita tidak tau sedang apa, bersama siapa dan kemana dia pergi. Tapi setidaknya bicarakanlah dengan kepala dingin dan jangan pernah membuat pasangan kita jadi muak karena terlalu "diburu" oleh segudang pertanyaan itu. Kepercayaan sangat di butuhkan dalam hubungan ini, dan menurut saya sih masih jauh lebih penting menjaga diri masing.masing dari berbagai macam godaan dari lingkungan masing.masing. Pengalaman saya, hal ini sangat rawan terjadi dan tentunya bisa berakibat fatal pada hubungan jika salah satu ada yang mencoba untuk menjalin hubungan dengan orang lain pada saat LDR tersebut. Dan terakhir, pertemuan. Apa pertemuan itu perlu.? Jawaban paling tepat adalah YA. Ini sangat penting, karena memang sudah kewajiban bagi kita untuk tau masing.masing asal usul keluarga dan diri kita. Apalagi jika niat dari hubungan ini adalah komitmen yang serius. Kalau hanya untuk main.main yah tidak diadakan pertemuan pun tidak akan menjadi masalah berarti. Tapi untuk pasangan LDR seperti saya hal ini sangat di perlukan karena hubungan yang saya jalani saat ini adalah komitmen serius dan berencana besar untuk masa depan. Memang apapun rencana yang sudah dibuat oleh manusia, hanya Tuhan yang mampu mematahkan rencana kita dengan rencana yang sudah di buatnya. Tapi tidak ada salahnya menyusun masa depan mulai dari sekarang. Dan buat teman.teman, apapun komitmen hubungan yang kalian buat dan kalian niatkan, hargailah setiap hubungan itu, baik LDR atau bukan. Karena cinta butuh di hargai, bukan dijadikan permainan. 


Believe ? Whatever (: 

Senin, 19 Desember 2011

Love is ...

Cinta, sesuatu yang tak pernah "nyata" wujudnya namun semua orang pasti pernah merasakannya. Yah, mereka memang indah, awalnya .. tapi saat bertemu dengan titik akhir mereka seolah sangat tak bersahabat denganmu. Semua persepsi orang hampir demikian seperti itu. Tapi apapun maknanya, yang pasti cinta lah yang membuat semua orang merasakan pahit getir kehidupan, baik dalam keluarga, hubungan antar pasangan dan sahabat. Kali ini saya lebih membahas tentang bagaimana cinta pada sebuah pasangan yang benar.benar mensyukuri dan mengerti makna cinta. Ga ada di dunia ini yang semuanya "selalu" indah. Sama seperti kehidupan, ada naik dan turunnya, masing masing punya rotasi nya sendiri. Begitu pula dengan cinta pada hubungan sepasang manusia.
Saat kau merasakan cinta, adalah saat kau menatapnya dengan tatapan yang dalam dan sama sekali tidak dapat kau lepas pandangan matamu darinya. 
Saat kau merasakan cinta, adalah saat kau mencoba tidak memikirkannya tapi hatimu melawan perintah dari pusat otakmu. 
Saat kau merasakan cinta, adalah saat kau berada di dekatnya kau merasakan hangat dan kenyamanan yang sangat terasa, membuatmu tak pernah ingin jauh darinya. 
Saat kau merasakan cinta, adalah saat kau ingin melindunginya dari semua yang berniat jahat padanya, menjaganya seperti halnya kau menjaga ibumu. 
Saat kau merasakan cinta, adalah tanpa kau sadari kau telah berkorban banyak namun menurutmu itu tak seberapa besar dibandingkan besarnya cintamu ke dia. 
Saat kau merasakan cinta, adalah kemarahan luar biasa saat kau tau bahwa dia jalan bersama pria lain yang kau tak tau asal usulnya. 
Saat kau merasakan cinta, adalah sakit di dada ketika kau melihat dia beranjak pergi dari hadapanmu karena keputusannya yang sangat memberatkanmu yang jelas sangat mencintainya. 
Saat kau merasakan cinta, adalah air mata yang jatuh bukan karena kau cengeng, tapi kenyataannya memang kau terlalu mencintainya dan itulah caramu menggambarkan perasaan saat kau kehilangannya. 
Saat kau merasakan cinta, adalah hal tersulit ketika kau diharuskan melupakan orang yang kau cintai, terlebih dia sudah menjadi milik orang lain. 
Saat kau merasakan cinta, adalah saat terbodoh yang mungkin kau pikirkan sewaktu kau lebih memilih untuk menunggunya sampai ia benar.benar siap untuk kembali padamu meski dia sudah di tangan orang lain. 
Saat kau merasakan cinta, adalah bahwa kau sadar dia adalah anugerah dan tak ada yang salah ketika kau harus menunggu jauh lebih lama dari perkiraanmu. 
Saat kau merasakan cinta, adalah jutaan kata maaf yang selalu tersedia untuknya ketika ia sadar bahwa memang hanya kau lah yang tulus dan serius padanya. 
Ya, ini bukan bodoh, tapi inilah cinta. Cinta yang benar.benar tulus dan HANYA SATU CINTA. Saat kau merasakan CINTA adalah saat kau tau bahwa hanya dia yang kau CINTAI dan benar.benar HANYA DIA. 


True Love ? Who knows :')